MATA KULIAH
FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu
Dr. Abdul Saman, M.Si,
Kons
POKOK BAHASAN
FILSAFAT
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Oleh
Haeril
191051401006
PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Syukur
alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ”Filsafat
Administrasi Pendidikan” ini dalam
waktu yang tepat.
Penulis pun
menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak sekali kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca
untuk perbaikan makalah yang akan kami buat berikutnya, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa kritik dan saran yang membangun.
Makassar,
23, Desember 2019
Haeril
DAFTAR ISI
SAMPUL……………………………………………………………………………
|
1
|
|
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………...
|
2
|
|
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………….
|
3
|
|
BAB
I PENDAHULUAN…………………………………………………………..
|
4
|
|
|
A.
Latar belakang…………………………………………………………..
|
4
|
|
B.
Rumusan Masalah………………………………………………………
|
5
|
|
C.
Tujuan……………………………………………………………………
|
5
|
|
D.
Manfaat………………………………………………………………….
|
5
|
BAB
II PEMBAHASAN…………………………………………………………...
|
6
|
|
|
A.
Pengertian Filsafat………………………………………………………
|
6
|
|
B.
Pengertian Administras Pendidikan…………………………………...
|
6
|
|
C.
Filsafat Administrasi Pendidikan………………………………………
|
8
|
|
1.
Ontologi filsafat administrasi pendidikan…………………………
|
9
|
|
2.
Epistemologi filsafat administrasi pendidikan…………………….
|
11
|
|
3.
Aksiologi filsafat administrasi pendidikan…………………………
|
14
|
BAB
III PENUTUP……………………………………………………………
|
17
|
|
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………….
|
18
|
BAB I PENDAHULUAN
Filsafat administrasi pendidikan
terus menerus memikirkan dan mencari asums-asumsi, prinsip-prinsip dan teori
baik berupa axioma maupun teorema karena pendidikan sebagai system memerlukan
upaya berkelanjutan mencari dan mengembangkan teori system umum untuk aplikasi
masa depan.
Filsafat system muncul sebagai
respon terhadap tumbuhnya kompleksitas lingkungan, ledakan pengetahuan,
meningkatkanya spesialisasi dan berubahnya nilai social-manusia. Perkembangan
ini memerlukan pendekatan yang lebih integral, dinamis dan viable dari
manajemen organisasi modern.
Filsafat system akan diuji ulang
dengan penekanan pada arahan masa depan. Isu masa depan organisasi dan
manajemen adalah bahwa : (a) Organisasi dan masyarakat akan maju bersama secara
harmonis ;(b) Organisasi yang lama akan diganti oleh yang baru; (c) Gagasan dan
konsep tidak cukup menjamin perubahan, diperlukan tehnik perubahan; (d) Teori
dan metodologi system merupakan prospek terbaik untuk memecahkan isu organisasi
yang kompleks di masa depan. Lebih dari itu, proses pendidikan tidak hanya
sebatas dimensi rung, tetapi juga berdimensi waktu. Proses pendidikan mutlak
harus bersambung secara terus menerus dari generasi ke generasi
Manajemen berkembang terus menerus
secara rasional dan ilmiah. Perubahan yang terus menerus akibat kemajuan ilmu
pengetahuan melahirkan filsafat system. Diperlukan adanya penerapan teori
system umum yang merupakan pendekatan umum, interdidipliner dan deskriptif.
Masa depan melahirkan isu bagi organisasi dan manajemen yang memerlukan jawaban
tehnik perubahan bukan sekedar gagasan atan konsep. Upaya memecahkan isu
organisasi yang kompleks di masa depan adalah dengan teori dan metodologi
sistem.
B. Rumusan Masalah
Berdasarakn
latar belakarng di atas maka rumusan masalahnya adalah
1. Pengertian Filsafat
2. Pengertian administrasi Pendidikan
3. Pengertian Filsafat Administrasi
Pendidikan
a.
Antologi
Filsafat Administrasi Pendidikan
b.
Epistemologi
Filsafat Administrasi Pendidikan
c.
Aksiologi
Filsafat Administrasi Pendidikan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan filsafat
2. untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan administrasi pendidikan
3. untuk mengetahui filsafat
administrasi pendidikan di tinjai dari aspek ontology, epistemology, dan
aksiologi
D. Manfaat
Diharapkan
dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bisa dijadikan
sebagai salah satu rujukan dalam menulis makalah berikutnya.
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengetian
Filsafat
Secara etimologi filsafat berasal
dari bahasa arab falsafah Filsafat dalam bahasa Yunani berasal
dari dua suku kata yaitu Philos dan Sophia. Philos diartikan sebagai cinta, sedangkan Sophia diartikan kearifan atau kebijaksanaan, kearifan, kebahagiaan. Dengan
demikian filsafat berarti cinta kepada kebijaksanaan. Menjadi bijaksana berarti
berusaha mendalami hakikat sesuatu. Dengan
demikian dapat pula dikatakan bahwa berfilsafat berarti berusaha mengetahui
tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya, baik mengenai hakikatnya, fungsinya,
ciri-cirinya , kegunaannya , masalah-masalahnya serta pemecahan-pemecahan
terhadap masalah-masalah itu. Secara
terminologi filsafat berarti menjadi usaha manusia dalam mencari kebenaran dan
kearifan supaya menemukan kebahagiaan melalui pemikiran dan penemuan yang
mendalam, meluas dan menyeluruh. Di dalam kontek kehidupan “cinta” adalah
perilaku subtantif yang menyelimuti seluruh kehidupan manusia. Cinta adalah
seleruh kehidupan manusia itu sendiri, tanpa cinta tak seorang pun mampu
berperikehidupan.
B.
Pengertian
Administrasi Pendidikan
Kata administrasi berasal dari bahasa Belanda,
“administratie” yang artinya segala kegiatan yang meliputi tulis menulis, ketik
mengetik, komputerisasi, surat menyurat (korespondensi), kearsipan, agenda
(pekerjaan pekerjaan Tata Usaha kantor) Kata administrasi lainnya berasal dari
bahasa Yunani, “ Ad ministrare” yang artinya Ad = pada, ministrare=melayani,
maka kata administrasi berarti memberikan pelayanan. Dari dua pengertian di
atas secara gamblang dapat diartikan bahwa administrasi mempunyai pengertian :
“pelayanan kegiatan tata usaha kantor” (pelayanan pengetikan/komputer,
pelayanan surat menyurat , dan lain sebagainya)
(Siagian,
2008:2) bahwa Administrasi didefinisikan sebagai keseluruhan proses kerja sama
antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya Dengan demikian
administrasi mengandung hal-hal sebagai berikut :
1. Administrasi sebagai seni adalah
suatu proses yang diketahui permulaannya namun tidak diketahui akhirnya;
2. Administrasi memiliki unsure-unsur
sebagai berikut :
a. Adanya dua orang atau lebih
b. Adanya tujuan yang hendak dicapai
c. Adanya tugas-tugas yang akan
dilaksanakan
d. Adanya peralatan dan perlengkapan
untuk melaksanakan tuga-tugas tersebut (waktu, tempat, material, sarana
lainnya);
3. Administrasi sebagai proses kerja
sama bukan merupakan hal yang baru karena ia timbul bersam-sama dengan
timbulnya peradabanmanusia. Administrasi sebagai seni sebagai fenomena social.
Administrasi
dilihat dari fungsionil yakni: pertama, menentukan tujuan
menyeluruh yang hendak dicapai.kedua, menentukan kebijaksannaan umum
yang mengikat seluruh organisasi. Management berfungsi untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam
batas-batas kebijak sanaan umum yang telah ditentukan pada tingkat
administrasi, tujuan dan kebijaksanaan pada tingkat management bersifat
departemental atau sektoral.
Leadership; kemampuan seorang pemimpin
dalam menggerakkan resauces akan menentukan keberhasilannya dalam mencapai
tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. Human relation; keseluruhan
rangkaian hubungan baik yang bersifat formil maupun non formil antara atasan
dengan bawahan.
Organisasi; setiap bentuk persekutuan antara
dua orang atau lebih yang bekerja sama secara formil terikat dalam rangka
pencapaian tujuan.
Filsafat
administrasi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang membahas pendidikan dari
sudut pandang proses kerja sama antar manusia dalam mengembangkan potensi
peserta didik melaui perubahan sikap dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.
Management
adalah kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka
pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain (management merupakan
inti dari admninistrasi). Perbedaan administrasi dengan management adalah:
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudakan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan
Nasional).
Selanjutnya
dikatakan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan merupakan suatu system. Sistem
pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait
secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
C.
Filsafat administrasi Pendidikan
Dalam filsafat administrasi pendidikan salah satu kajiannya
adalah sistem input-proses-output Sistem
adalah keseluruhan yang tersusun dari berbagai bagian (Poerbakawatja, 1981).
Sebuah system merupakan suatu keseluruhan, yang terdiri dari aneka macam
komponen yang saling berinteraksi satu sama lain dalam rangka mengusahakan pencapaian
sasaran dan tujuan system yang bersangkutan. Dengan adanya system terbuka, maka
komponen-komponen system berinteraksi secara erat dengan lingkungan yang
mengelilingi system tersebut. Keberhasilan system tergantung pada eratnya kerja
sama secara harmonis dan terpadu dengan lingkungannya hingga pada akhirnya
dicapai kondisi yang saling menguntungkan. Sebagai sebuah metode dapat
dijelaskan melalui pendekatan system. Pada dasarnya pendekatan ini mencakup
aplikasi metode ilmiah dalam memecahkan masalah.
Dengan
demikian filsafat administrasi pendidikan merupakan upaya yang mendalam untuk
mengetahui hakikat dari proses kerjasama manusia mencapai tujuan bersama di
bidang pendidikan. Filsafat administrasi pendidikan kajian utamanya adala ilmu tentang manajemen
Apakah
administrasi pendidikan itu? Pertanyaan
ini cenderung bersifat eksploratif terhadap pemahaman tentang hakikat
administrasio pendidikan. Secara filosofi, setiap hal tersusun atas tiga unsure
hakikat yaitu, hakikat abstrak, hakikat potensi, dan hakikat konret. Nah
hakikat abstrak adalah penentu bahwa hal sesuatu termasuk jenis tertentu, oleh
sebab itu, hakikat abstrak ini sering disebut sebagai hakikat jenis. Jadi
merupakan azas ketetapan bahwa hal sesuatu tetap sebagaiamana dirinya sendiri.
Jika diterapkan pada administrasi pendidikan maka pendidikan adalah azas
ketetapan administrasi pendidikan. Artinya apa bahwa seluruh sitem tata kelola
pelayanan dirancang dan dibangun hanya untuk merancang langkah-langkah
efektifitas seluruh program kegiatan pendidikan dalam rangka pencapaian tujuan.
Hakikat potensi maksudnya adalah menunjuk karakteristik bahwa hal sesuatu
didalam dirinya memiliki sifat khusus yang berbeda dengan sifat-sifat lainnya.
Jika dilihati dari aspek administrasi pendidikan maka kerjasama adalah potensi
atau kekuatan yang harus diproduksi oleh sistem tata kelola pelayanan yang
dilakukan. Hakikat konkret yang menunjuk hal sesuatu berada dalam wujud
tertentu. Oleh karena itu selalu berada dalam perubahan. Nah untuk mengtahui
seperti apa filsfat adminitrasi pendidikan berikut dijelaskan
1.
Ontologi Administrasi Pendidikan
Ontologi berasal dari kata Yunani yang tediri dari kata ontos artinya
ada logo artinya ilmu. Jadi secara etimologi, ontologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang yang ada. Dalam suatu administrasi Pendidikan
kedudukan ontologi administrasi pendidikan merupakan ilmu pengetahuan yang
bersifat jangkauan universal dan menyeluruh dari struktur kehidupan manusia
dalam kaitannya di dunia pendidikan. Potensi Ontologi tergantung dari pemikiran
manusia terhadap dunia ini pada hakikatnya kandungan normatif ontologi
administrasi secara trasidental dan emperikal sesungguhnya dapat dibedakan atas
dua aspek utama yaitu kebenaran dan kebaikan. Dalam kaitannnya dengan kegiatan
administrasi filsafat administrasi mendorong untuk bertindak secara positif dan
rasional. Contoh gambaran ontologi dalam sains adalah jenis pengetahuan
yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan akal pikiran belaka misalkan hipotesis yang dibuat adalah
“makan ikan laut berpengaruh positif terhadap kecerdasan “. Hal ini
berdasarkan rasio : untuk sehat diperlukan gizi, ikan laut banyak
mengandung nilai gizi , karena itu , logis bila semakin banyak makan ikan
laut akan semakin sehat. Hipotesis tersebut diuji dengan cara kerja
metode ilmiah. Struktur Pengetahuan Sains membagi sains menjadi dua, yaitu
sains kealaman dan sains sosial.
Ontologis
ilmu administrasi bercorak total daripada hal-hal yang bercirikan abstraksi dan
konkret. Ontologi ilmu administrasi yang bercirikan asbtraksi karena hanya
berada dalam pikiran manusia yang sifatnya sangat tidak terbatas dan
jangkauannya hanya dapat dijangkau akal pikiran. Sedangkan ontologi
administrasi yang bercirikan konkret karena memang dapat diamati langsung oleh
pancaindra manusia dan hasilnya secara langsung dapat dinikmati. Ontologi
administrasi telah berhasil mengubah pola pemikiran praktisi administrasi, dan
bahkan mungkin sebagian para ilmuan administrasi, dan pandangan mitosentris menjadi
logisentris. Dimana awal pemikirannya bahwa kejadian dalam suatu bentuk kerja
sama dipengaruhi oleh kekuatan ghaib (mitos) menjadi pola fikir yang
dipengaruhi oleh pemikiran rasional. Yang dimaksud dengan ilmu ontologi
administrasi adalah pemikiran yang berdasarkan hakikat dan makna yang dikandung
ilmu administrasi itu sendiri sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan.
Ontologi pada intinya membahas keberadaan atau eksistensi sesuatu dengan
mempermasalahkan akar yang paling mendasar tentang apa yang disebut dengan
pengetahuan ilmu itu, artinya ranah ontologi pada hakikatnya membahas masalah
sampai ke akar akarnya sehingga ditemukan asal muasal atau hakikat tentang ilmu
pengetahuan tersebut. Dengan kemampuan rasionalitas, administrasi dapat
terekayasa oleh rasio menjadi sesuatu yang benar walaupun pada hakikatnya yang
terjadi adalah sesuatu yang tidak benar. Dengan administrasi, sesuatu fiktif
akan ditemukan dengan menerapkan konsep administrasi yang rasional, tetapi
dengan administrasi pun apa yang disebut dengan fiktif itu dapat dilakukan
dengan pemikiran yang rasionalitas
2.
Epistemologi Administrasi Pendidika
Epistemologi merupakan bagian dari filsafat ilmu yang
mempelajari dan menetapkan kodrat atau skop suatu ilmu pengetahuan serta dasar
pembentukannya. Secara estimologis bahwa administrasi mempunyai beberapa hal
yang perlu diperhatikan antara lain objektivitas administrasi, subjektivitas
administrasi, dan skeptisisme administrasi. Dalam Sains, epistemologi didorong
oleh paham Humanisme, Rasionalisme, Empirisme dan Positivisme. Metode
ilmiah. Administrasi pendidikan merupakan
ilmu yang membahas pendidikan dari sudut pandang kerjasama dalam proses
mencapai tujuan pendidikan. semua proses usaha kerjasama dalam mencapai tujuan
pendidikan dilakukan dengan melibatkan semua aspek yang dipandang perlu dan
positif dalam usaha mencapai keberhasilan, baik berupa benda atau material
seperti uang dan fasilitas, spiritual seperti keyakinan dan nilai-nilai, ilmu
pengetahuan seperti ilmu dan teknologi;maupun manusia atau human. Oleh karena
itu disebut dengan melibatkan sumberdaya material maupun sumber daya manusia.
Mengingat swetiap sumber daya itu keadaannya terbatas maka pelaksanaannya harus
dilakukan secara efektif dan efisien. administrasi pendidikan sebagai ilmu
pengetahuan yang membahas pendidikan dari sudut pandang proses kerjasama antara
manusia dalam mengembangkan potensi peserta didik melalui perubahan sikap dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien(dadang
suhardan, 2007).
Adapun beberapa
hal yang harus di pahami agar tercapainya proses pendidikan yang optimal
adalah:hakikat pendidikan, peserta didik, guru dqan tenaga pendidikan, belajar
mengajar dan kelembagaan. Mengenai unsur-unsur tersebut, nunu heriyanto
menjelaskan bahwa:
a. Hakikat pendidikan
1) Pendidikan merupakan proses
interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik
dengan kewibawaan pendidik.
2) Pendidikan merupakan usaha penyiapan
subjek didik manghadapi lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
3) Pendidikan yang meningkatkan
kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4) Pendidikan berlangsung seumur hidup.
5) Pendidikan merupakan kiat dalam
menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan
manusia seutuhnya.
b. Hakikat subjek pendidikan
1) Subjek didik bertanggung jawa atas
pendidikannya sendiri sesuai dengan wawasan pendidikan seumur hidup.
2) Subjek didik memiliki
potensi baik fisik maupun psikologis yang berbeda-beda sehingga
masing-pmasing subjek didik merupakan insane yang unik.
3) Subjek didik merupakan pembinaan
individual serta perlakuan yang manusiawi.
4) Subjek didik pada dasarnya merupakan
insane yang aktif menghadapi lingkungan hidupnya.
c. Hakikat guru dan tenaga kependidikan
1) Guru dan tenaga kependidikan
merupakan agen pembaharuan.
2) Guru dan tenaga kependidikan
berperan sebagai pemimpin dan pendudkung nilai-nilai masyarakat.
3) Guru dan tenaga kependidikan sebagai
fasilitator memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi subjek didik untuk
belajar.
4) Guru dan tenaga kependidikan
bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar subjek didik.
5) Guru dan tenaga kependidikan
dituntut untuk menjadi contoh dalam pengelolaan proses belajar bagi calon guru
yang menjadi subjek didiknya.
6) Guru dan tenaga kependidikan
bertanggung jawab secara professional untuk terus menerus meningkatkan
kemampuannya.
7) Guru dan tenaga kependidikan
menjunjung tinggi kode etik professional.
d. Hakikat kelembagaan.
1) LPTK merupakan lembaga pendidikan
professional yang melaksanakan pendidikan tenaga kependidikan dan pengembangan
ilmu teknologi kependidikan bagi peningkatan kualitas kehidupan.
2) LPTK menyelenggarakan
program-program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat baik kualitati maupun
kuantitatif.
3) LPTK dikelola dalam suatu system
pembinaan yang terpadu dalam rangka pengadaan tenaga kependidikan.
4) LPTK memiliki mekanisme balikan yang
efektif untuk meningkatkan kualitas layanannya kepada masyarakat secara terus
menerus.
5) Pendidikan prajabatan
guru merupakan tanggung jawab bersama antara LPTK dan sekolah-sekolah.
Pemakai calon lulusan
3.
Aksilogi
Administrasi Pendidikan
Aksiologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki
nilai-nilai.Dikatakan memiliki nilai bila berguna, benar, bermoral, etis dan
nilai religius. pembahasan tentang Kegunaannya. Untuk apa ilmu
administrrasi digunakan. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan
ilmunya. Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani
yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu.
Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Jujun S.Suriasumantri mengartika
aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan
yang diperoleh. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai
merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial dan agama.
sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga, yang diidamkan oleh
setiap insan.
Di
dalam bidang filsafat, ada cabang filsafat aksiologi (axiology yang
mempersoalkan tentang tiga nilai yaitu keindahan (esthetic), kebenaran
epistemology) dan kebaikan (ethic). Berakar dari bahasa Yunani ethos"
etika berarti adat kebiasaan yang terkait kegiatan praktis dalam bentuk
perilaku. Jadi, etika adalah bidang filsafat nilai yang mempersoalkan perilaku
sejauh mengandung nilai kebaikan. Menurut bentuk dan sifatnya, ada dua jenis
nilai kebaikan objektif dan subyektif, yang berkembang menjadi paham
objektivisme dan subyektivisme etika. Objektivisme etika, menjelaskan tentang
nilai kebaikan suatu perilaku berdasarkan kesesuaiannya dengan nilai kebenaran
objektif yang terkandung di dalam sasaran perilaku itu. Misalnya, memberi
pertolongan kepada orang lain adalah perilaku yang bernilai baik karena secara
faktual orang tersebut memang dalam keadaan serba kekurangan. Sedangkan
subyektivisme etika, menjelaskan bahwa nilai Kebaikan suatu perilaku diukur
menurut "kepentingan pribadi subyek terhadap sasaran perilaku. Misalnya,
atas suatu kepentingan perebutan kekuasaan di dalam suatu pemilihan umum,
sementara calon bermain polts dengan cara memberi uang (money politics) kepada
para pemilih.
Secara filosofis, perilaku yang mengandung nilai kebaikan
pasti beralasan mengapa dikerjakan. Di dalam alasan terkandung hak dan
Kewajiban. Atas dasar hak, suatu perilaku adalah kewajiban begitu sebaliknya,
setelah melakukan kewajiban bisa diperoleh hak, jadi di alasan terdapat
hubungan sebab akibat (causality mengapa sesuatu dilakukan. Sebagai contoh
suatu perilaku manajerial supervisi kepala sekolah kepada guru adalah etis,
ketika dilakukan secara terjadwal terkait optimalisasi pelayanan pembelajaran
efektif peserta didik. Persoalannya, ada pada hubungan kausalitas antara hak
dan kewajiban sejauh merupakan tanggung jawab (responsibility). Apabila
perilaku manajerial supervisi kepala sekolah itu terbukti dapat
mempertanggungjawabkan efektivitas pembelajaran, berarti bernilai adil, dan
oleh karena itu disebut perilaku baik. Jadi, pada akhirnya dapat dipahami bahwa
etika adalah bidang filsafat perilaku adil. Terkait dengan administrasi pendidikan,
persoalan pokok etika ada pada seberapa efektif perencanaan (aspek ontologis)
pendidikan dan managerial pelaksanaannya (aspek epistemologis) berfungsi
sebagai dasar pertanggungjawaban pencapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran
di sekolah. Satu idea atau pemikiran yang dinilai layak dipertimbangkan adalah
efektivitas dan efisiensi pemberdayaan kebijakan pendidikan nasional berbasis
otonomi pendidikan sekolah. Pemikiran itu berlatar-belakang suatu konsep
filosofis bahwa pada hakikatnya persoalan nyata (aktual) pendidikan adalah
sistem tata kelola manajemen lembaga pendidikan sekolah. Sedangkan orientasi
mendasar persekolahan adalah masalah pembelajaran berbentuk tiga lapis sasaran
yaitu pencerdasan spiritual, intelektual dan moral. Jika ketiganya dikelola
secara padu, maka diharapkan proses belajar bisa membuahkan luaran yang
berpredikat terdidik. Jadi, dapat dipahami bahwa lembaga pendidikan sekolah
mendukung kewajiban kodrat mengelola efektivitas dan efisiensi seluruh tahapan
proses kegiatan belajar bagi peserta didik sebagai pihak yang berhak kodrat
atas pendidikan yang mencerdaskan itu.
Oleh karena itu, etika administrasi pendidikan adalah
persoalan tanggung jawab manajerial pembelajaran efektif di sekolah untuk
mencap tujuan pendidikan. Akan tetapi, karena keberadaan sekolah adalah
kehendak masyarakat, maka manajemen pembelajaran efektif itu bude semata-mata
tanggungjawab sekolah. Untuk itu, diperlukan OUN masyarakat luas dan
pemerintah. Sementara itu, pihak sekolah perlu terds berupaya meningkatkan
manajemen internal kelembagaannya,
masyarakat perlu meningkatkan dukungan partisipasinya, dan ke pihak
pemerintah perlu lebih realistis dalam menentukan kebijakan pendidikan. Secara
akumulatif, pihak internal sekolah memey kepemimpinan kepala sekolah dengan
budaya berpikir, bers berperilaku etis manajerial. Setidaknya ada tiga sasaran
manajemen
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
seluruh bahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa secara fungsional filsafat
administrasi pendidikan praktis terkait dengan persoalan tentang sistem
manajemen lembaga pendidikan sekolah. Sedangkan fungsi keberadaan lembaga
pendidikan sekolah adalah sebagai jalan lurus menuju pencapaian tujuan
pendidikan nasional yaitu mencerdasakn kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan
adalah kegiatan memberikan pengetahuan agar kebudayaan dapat diteruskan dari
generasi ke generasi berikutnya (Djumberansyah, 1994:19). Proses pendidikan
terutama pendidikan di sekolah perlu disesuaikan dengan perkembangan pemikiran
rasional yang ditandai kemajuan ilmu dan teknologi, tetapi teori-teori ilmu dan
teknologi yang akan disampaikan perlu mempertimbangkan peningkatan dan martabat
manusia.
B.
Saran
Demikianlah
makalah yang dapat saya susun. Sebagai mahasiswa kita harus mengembangkan ilmu
yang kita peroleh dan mencari kebenaran ilmu itu semoga dapat bermanfaat bagi
kita semua, akhir kata saya menyadari bahwa makalah ini bukanlah proses akhir,
tetapi merupakan langkah awal yang masih banyak memerlukan perbaikan. Karena
itu saya sangat mengharapkan tanggapan, saran dan kritik yang membangun demi
sempurnanya makalah saya yang selanjutnya. atas perhatiannya kami sampaikan
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Djumberansyah,
Indar. 1994. Filsafat Pendidikan.Surabaya: Karya Abditama.
Jalaluddin
& Idi Abdullah. 2013. FILSAFAT
PENDIDIKAN (Manusia, Filsfat, dan
Pendidikan). Jakarta: Rajawali Pers.
RasyidJalaluddin
& Idi Abdullah. 2013. FILSAFAT
PENDIDIKAN (Manusia, Filsfat, dan
Pendidikan). Jakarta: Rajawali Pers.
Tilaar. 2001. Manajemen
Pendidikan Nasional.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mukhtar
Latif .2014, Filsafat Ilmu. Jakarta: Prenada Media Group
Suharto, Toto.
2011. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Suhartono Suparlan. Pengantar Ilmu Pendidikan. Makassar :
Badan Penerbit UNM
Suhartono Suparlan. Filsafat Pendidikan Makassar : Badan
Penerbit UNM
Suhartono Suparlan. 2010. Filsafat Ilmu Pengetahuan Makassar :
Badan Penerbit
UNM
Suhartono Suparlan. 2015. Filsafat Administrasi Pendidikan.
Makassar : Badan Penerbit UNM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar