Rabu, 25 Desember 2019

FILSAFAT ADMINISTRASI PENDIDIKAN (Haeril)



MATA KULIAH FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu
Dr. Abdul Saman, M.Si, Kons




POKOK BAHASAN
FILSAFAT ADMINISTRASI PENDIDIKAN
46d605dfb7fc1950a79942ff425bbdbf.jpg
Oleh

Haeril
191051401006


PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga  penulis dapat menyelesaikan makalah ”Filsafat Administrasi Pendidikan”  ini dalam waktu yang tepat.
Penulis pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan makalah yang akan kami buat berikutnya, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa kritik dan saran yang membangun.




                                                                        Makassar, 23, Desember 2019

                                                                        Haeril





DAFTAR ISI

SAMPUL……………………………………………………………………………
1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...
2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….
3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..
4

A. Latar belakang…………………………………………………………..
4

B. Rumusan Masalah………………………………………………………
5

C. Tujuan……………………………………………………………………
5

D. Manfaat………………………………………………………………….
5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………...
6

A. Pengertian Filsafat………………………………………………………
6

B. Pengertian Administras Pendidikan…………………………………...
6

C. Filsafat Administrasi Pendidikan………………………………………
8

1. Ontologi filsafat administrasi pendidikan…………………………
9

2. Epistemologi filsafat administrasi pendidikan…………………….
11

3. Aksiologi filsafat administrasi pendidikan…………………………
14
BAB III PENUTUP……………………………………………………………
17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….
18








BAB I PENDAHULUAN
            Filsafat administrasi pendidikan terus menerus memikirkan dan mencari asums-asumsi, prinsip-prinsip dan teori baik berupa axioma maupun teorema karena pendidikan sebagai system memerlukan upaya berkelanjutan mencari dan mengembangkan teori system umum untuk aplikasi masa depan.
            Filsafat system muncul sebagai respon terhadap tumbuhnya kompleksitas lingkungan, ledakan pengetahuan, meningkatkanya spesialisasi dan berubahnya nilai social-manusia. Perkembangan ini memerlukan pendekatan yang lebih integral, dinamis dan viable dari manajemen organisasi modern.
            Filsafat system akan diuji ulang dengan penekanan pada arahan masa depan. Isu masa depan organisasi dan manajemen adalah bahwa : (a) Organisasi dan masyarakat akan maju bersama secara harmonis ;(b) Organisasi yang lama akan diganti oleh yang baru; (c) Gagasan dan konsep tidak cukup menjamin perubahan, diperlukan tehnik perubahan; (d) Teori dan metodologi system merupakan prospek terbaik untuk memecahkan isu organisasi yang kompleks di masa depan. Lebih dari itu, proses pendidikan tidak hanya sebatas dimensi rung, tetapi juga berdimensi waktu. Proses pendidikan mutlak harus bersambung secara terus menerus dari generasi ke generasi
            Manajemen berkembang terus menerus secara rasional dan ilmiah. Perubahan yang terus menerus akibat kemajuan ilmu pengetahuan melahirkan filsafat system. Diperlukan adanya penerapan teori system umum yang merupakan pendekatan umum, interdidipliner dan deskriptif. Masa depan melahirkan isu bagi organisasi dan manajemen yang memerlukan jawaban tehnik perubahan bukan sekedar gagasan atan konsep. Upaya memecahkan isu organisasi yang kompleks di masa depan adalah dengan teori dan metodologi sistem.





B. Rumusan Masalah
Berdasarakn latar belakarng di atas maka rumusan masalahnya adalah
1.    Pengertian Filsafat
2.    Pengertian administrasi Pendidikan
3.    Pengertian Filsafat Administrasi Pendidikan
a.         Antologi Filsafat Administrasi Pendidikan
b.        Epistemologi Filsafat Administrasi Pendidikan
c.         Aksiologi Filsafat Administrasi Pendidikan
C. Tujuan
1.    Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan filsafat
2.    untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan administrasi pendidikan
3.    untuk mengetahui filsafat administrasi pendidikan di tinjai dari aspek ontology, epistemology, dan aksiologi
D. Manfaat
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bisa dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam menulis makalah berikutnya.













BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengetian Filsafat
            Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa arab falsafah Filsafat dalam bahasa Yunani berasal dari dua suku kata yaitu Philos dan Sophia. Philos diartikan sebagai cinta, sedangkan Sophia diartikan kearifan atau kebijaksanaan, kearifan, kebahagiaan. Dengan demikian filsafat berarti cinta kepada kebijaksanaan. Menjadi bijaksana berarti berusaha mendalami hakikat sesuatu.  Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa berfilsafat berarti berusaha mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya, baik mengenai hakikatnya, fungsinya, ciri-cirinya , kegunaannya , masalah-masalahnya serta pemecahan-pemecahan terhadap masalah-masalah itu. Secara terminologi filsafat berarti menjadi usaha manusia dalam mencari kebenaran dan kearifan supaya menemukan kebahagiaan melalui pemikiran dan penemuan yang mendalam, meluas dan menyeluruh. Di dalam kontek kehidupan “cinta” adalah perilaku subtantif yang menyelimuti seluruh kehidupan manusia. Cinta adalah seleruh kehidupan manusia itu sendiri, tanpa cinta tak seorang pun mampu berperikehidupan.
B.     Pengertian Administrasi Pendidikan
            Kata administrasi berasal dari bahasa Belanda, “administratie” yang artinya segala kegiatan yang meliputi tulis menulis, ketik mengetik, komputerisasi, surat menyurat (korespondensi), kearsipan, agenda (pekerjaan pekerjaan Tata Usaha kantor) Kata administrasi lainnya berasal dari bahasa Yunani, “ Ad ministrare” yang artinya Ad = pada, ministrare=melayani, maka kata administrasi berarti memberikan pelayanan. Dari dua pengertian di atas secara gamblang dapat diartikan bahwa administrasi mempunyai pengertian : “pelayanan kegiatan tata usaha kantor” (pelayanan pengetikan/komputer, pelayanan surat menyurat , dan lain sebagainya)         
            (Siagian, 2008:2) bahwa Administrasi didefinisikan sebagai keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya Dengan demikian administrasi mengandung hal-hal sebagai berikut :
1.    Administrasi sebagai seni adalah suatu proses yang diketahui permulaannya namun tidak diketahui akhirnya;
2.    Administrasi memiliki unsure-unsur sebagai berikut :
a.    Adanya dua orang atau lebih
b.    Adanya tujuan yang hendak dicapai
c.    Adanya tugas-tugas yang akan dilaksanakan
d.   Adanya peralatan dan perlengkapan untuk melaksanakan tuga-tugas tersebut (waktu, tempat, material, sarana lainnya);
3.    Administrasi sebagai proses kerja sama bukan merupakan hal yang baru karena ia timbul bersam-sama dengan timbulnya peradabanmanusia. Administrasi sebagai seni sebagai fenomena social.
                        Administrasi dilihat dari fungsionil yakni: pertama, menentukan tujuan menyeluruh yang hendak dicapai.kedua, menentukan kebijaksannaan umum yang mengikat seluruh organisasi. Management berfungsi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijak sanaan umum yang telah ditentukan pada tingkat administrasi, tujuan dan kebijaksanaan pada tingkat management bersifat departemental atau sektoral.
                        Leadership; kemampuan seorang pemimpin dalam menggerakkan resauces akan menentukan keberhasilannya dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. Human relation; keseluruhan rangkaian hubungan baik yang bersifat formil maupun non formil antara atasan dengan bawahan.
                        Organisasi; setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama secara formil terikat dalam rangka pencapaian tujuan.
                        Filsafat administrasi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang membahas pendidikan dari sudut pandang proses kerja sama antar manusia dalam mengembangkan potensi peserta didik melaui perubahan sikap dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
                        Management adalah kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain (management merupakan inti dari admninistrasi). Perbedaan administrasi dengan management adalah:
                        Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional).
                        Selanjutnya dikatakan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan merupakan suatu system. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
C.    Filsafat administrasi Pendidikan
            Dalam filsafat administrasi pendidikan salah satu kajiannya adalah  sistem input-proses-output Sistem adalah keseluruhan yang tersusun dari berbagai bagian (Poerbakawatja, 1981). Sebuah system merupakan suatu keseluruhan, yang terdiri dari aneka macam komponen yang saling berinteraksi satu sama lain dalam rangka mengusahakan pencapaian sasaran dan tujuan system yang bersangkutan.  Dengan adanya system terbuka, maka komponen-komponen system berinteraksi secara erat dengan lingkungan yang mengelilingi system tersebut. Keberhasilan system tergantung pada eratnya kerja sama secara harmonis dan terpadu dengan lingkungannya hingga pada akhirnya dicapai kondisi yang saling menguntungkan. Sebagai sebuah metode dapat dijelaskan melalui pendekatan system. Pada dasarnya pendekatan ini mencakup aplikasi metode ilmiah dalam memecahkan masalah.
            Dengan demikian filsafat administrasi pendidikan merupakan upaya yang mendalam untuk mengetahui hakikat dari proses kerjasama manusia mencapai tujuan bersama di bidang pendidikan. Filsafat administrasi pendidikan  kajian utamanya adala ilmu tentang manajemen
            Apakah administrasi pendidikan itu?  Pertanyaan ini cenderung bersifat eksploratif terhadap pemahaman tentang hakikat administrasio pendidikan. Secara filosofi, setiap hal tersusun atas tiga unsure hakikat yaitu, hakikat abstrak, hakikat potensi, dan hakikat konret. Nah hakikat abstrak adalah penentu bahwa hal sesuatu termasuk jenis tertentu, oleh sebab itu, hakikat abstrak ini sering disebut sebagai hakikat jenis. Jadi merupakan azas ketetapan bahwa hal sesuatu tetap sebagaiamana dirinya sendiri. Jika diterapkan pada administrasi pendidikan maka pendidikan adalah azas ketetapan administrasi pendidikan. Artinya apa bahwa seluruh sitem tata kelola pelayanan dirancang dan dibangun hanya untuk merancang langkah-langkah efektifitas seluruh program kegiatan pendidikan dalam rangka pencapaian tujuan. Hakikat potensi maksudnya adalah menunjuk karakteristik bahwa hal sesuatu didalam dirinya memiliki sifat khusus yang berbeda dengan sifat-sifat lainnya. Jika dilihati dari aspek administrasi pendidikan maka kerjasama adalah potensi atau kekuatan yang harus diproduksi oleh sistem tata kelola pelayanan yang dilakukan. Hakikat konkret yang menunjuk hal sesuatu berada dalam wujud tertentu. Oleh karena itu selalu berada dalam perubahan. Nah untuk mengtahui seperti apa filsfat adminitrasi pendidikan berikut dijelaskan
1.    Ontologi Administrasi Pendidikan
        Ontologi berasal dari kata Yunani yang tediri dari kata ontos artinya ada logo artinya ilmu. Jadi secara etimologi, ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang yang ada. Dalam suatu administrasi Pendidikan kedudukan ontologi administrasi pendidikan merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat jangkauan universal dan menyeluruh dari struktur kehidupan manusia dalam kaitannya di dunia pendidikan. Potensi Ontologi tergantung dari pemikiran manusia terhadap dunia ini pada hakikatnya kandungan normatif ontologi administrasi secara trasidental dan emperikal sesungguhnya dapat dibedakan atas dua aspek utama yaitu kebenaran dan kebaikan. Dalam kaitannnya dengan kegiatan administrasi filsafat administrasi mendorong untuk bertindak secara positif dan rasional. Contoh gambaran ontologi dalam sains adalah jenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya  bagi segala sesuatu berdasarkan akal pikiran belaka misalkan hipotesis yang dibuat adalah “makan ikan laut berpengaruh positif terhadap kecerdasan “. Hal ini berdasarkan rasio : untuk sehat diperlukan gizi, ikan laut  banyak mengandung nilai gizi , karena itu , logis bila semakin banyak makan ikan laut  akan semakin sehat. Hipotesis tersebut diuji dengan cara kerja metode ilmiah. Struktur Pengetahuan Sains membagi sains menjadi dua, yaitu sains kealaman dan sains sosial.
        Ontologis ilmu administrasi bercorak total daripada hal-hal yang bercirikan abstraksi dan konkret. Ontologi ilmu administrasi yang bercirikan asbtraksi karena hanya berada dalam pikiran manusia yang sifatnya sangat tidak terbatas dan jangkauannya hanya dapat dijangkau akal pikiran. Sedangkan ontologi administrasi yang bercirikan konkret karena memang dapat diamati langsung oleh pancaindra manusia dan hasilnya secara langsung dapat dinikmati. Ontologi administrasi telah berhasil mengubah pola pemikiran praktisi administrasi, dan bahkan mungkin sebagian para ilmuan administrasi, dan pandangan mitosentris menjadi logisentris. Dimana awal pemikirannya bahwa kejadian dalam suatu bentuk kerja sama dipengaruhi oleh kekuatan ghaib (mitos) menjadi pola fikir yang dipengaruhi oleh pemikiran rasional. Yang dimaksud dengan ilmu ontologi administrasi adalah pemikiran yang berdasarkan hakikat dan makna yang dikandung ilmu administrasi itu sendiri sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan. Ontologi pada intinya membahas keberadaan atau eksistensi sesuatu dengan mempermasalahkan akar yang paling mendasar tentang apa yang disebut dengan pengetahuan ilmu itu, artinya ranah ontologi pada hakikatnya membahas masalah sampai ke akar akarnya sehingga ditemukan asal muasal atau hakikat tentang ilmu pengetahuan tersebut. Dengan kemampuan rasionalitas, administrasi dapat terekayasa oleh rasio menjadi sesuatu yang benar walaupun pada hakikatnya yang terjadi adalah sesuatu yang tidak benar. Dengan administrasi, sesuatu fiktif akan ditemukan dengan menerapkan konsep administrasi yang rasional, tetapi dengan administrasi pun apa yang disebut dengan fiktif itu dapat dilakukan dengan pemikiran yang rasionalitas
2.    Epistemologi Administrasi Pendidika
        Epistemologi merupakan bagian dari filsafat ilmu yang mempelajari dan menetapkan kodrat atau skop suatu ilmu pengetahuan serta dasar pembentukannya. Secara estimologis bahwa administrasi mempunyai beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain objektivitas administrasi, subjektivitas administrasi, dan skeptisisme administrasi. Dalam Sains, epistemologi didorong oleh paham Humanisme, Rasionalisme, Empirisme dan   Positivisme.  Metode ilmiah. Administrasi pendidikan merupakan ilmu yang membahas pendidikan dari sudut pandang kerjasama dalam proses mencapai tujuan pendidikan. semua proses usaha kerjasama dalam mencapai tujuan pendidikan dilakukan dengan melibatkan semua aspek yang dipandang perlu dan positif dalam usaha mencapai keberhasilan, baik berupa benda atau material seperti uang dan fasilitas, spiritual seperti keyakinan dan nilai-nilai, ilmu pengetahuan seperti ilmu dan teknologi;maupun manusia atau human. Oleh karena itu disebut dengan melibatkan sumberdaya material maupun sumber daya manusia. Mengingat swetiap sumber daya itu keadaannya terbatas maka pelaksanaannya harus dilakukan secara efektif dan efisien. administrasi pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas pendidikan dari sudut pandang proses kerjasama antara manusia dalam mengembangkan potensi peserta didik melalui perubahan sikap dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien(dadang suhardan, 2007).
        Adapun beberapa hal yang harus di pahami agar tercapainya proses pendidikan yang optimal adalah:hakikat pendidikan, peserta didik, guru dqan tenaga pendidikan, belajar mengajar dan kelembagaan. Mengenai unsur-unsur tersebut, nunu heriyanto menjelaskan bahwa:
a.    Hakikat pendidikan
1)   Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.
2)   Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik manghadapi lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
3)   Pendidikan yang meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4)   Pendidikan berlangsung seumur hidup.
5)   Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.
b.    Hakikat subjek pendidikan
1)   Subjek didik bertanggung jawa atas pendidikannya sendiri sesuai dengan wawasan pendidikan seumur hidup.
2)   Subjek didik memiliki potensi baik fisik maupun psikologis yang berbeda-beda sehingga masing-pmasing subjek didik merupakan insane yang unik.
3)   Subjek didik merupakan pembinaan individual serta perlakuan yang manusiawi.
4)   Subjek didik pada dasarnya merupakan insane yang aktif menghadapi lingkungan hidupnya.
c.    Hakikat guru dan tenaga kependidikan
1)   Guru dan tenaga kependidikan merupakan agen pembaharuan.
2)   Guru dan tenaga kependidikan berperan sebagai pemimpin dan pendudkung nilai-nilai masyarakat.
3)   Guru dan tenaga kependidikan sebagai fasilitator memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi subjek didik untuk belajar.
4)   Guru dan tenaga kependidikan bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar subjek didik.
5)   Guru dan tenaga kependidikan dituntut untuk menjadi contoh dalam pengelolaan proses belajar bagi calon guru yang menjadi subjek didiknya.
6)   Guru dan tenaga kependidikan bertanggung jawab secara professional untuk terus menerus meningkatkan kemampuannya.
7)   Guru dan tenaga kependidikan menjunjung tinggi kode etik professional.
d.   Hakikat kelembagaan.
1)   LPTK merupakan lembaga pendidikan professional yang melaksanakan pendidikan tenaga kependidikan dan pengembangan ilmu teknologi kependidikan bagi peningkatan kualitas kehidupan.
2)   LPTK menyelenggarakan program-program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat baik kualitati maupun kuantitatif.
3)   LPTK dikelola dalam suatu system pembinaan yang terpadu dalam rangka pengadaan tenaga kependidikan.
4)   LPTK memiliki mekanisme balikan yang efektif untuk meningkatkan kualitas layanannya kepada masyarakat secara terus menerus.
5)   Pendidikan prajabatan guru merupakan tanggung jawab bersama antara LPTK dan sekolah-sekolah. Pemakai calon lulusan

3.    Aksilogi Administrasi Pendidikan
        Aksiologi  adalah bidang filsafat yang menyelidiki nilai-nilai.Dikatakan memiliki nilai bila berguna, benar, bermoral, etis dan nilai religius. pembahasan tentang Kegunaannya. Untuk apa ilmu administrrasi digunakan. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.  Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Jujun S.Suriasumantri mengartika aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial dan agama. sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga, yang diidamkan oleh setiap insan.
        Di dalam bidang filsafat, ada cabang filsafat aksiologi (axiology yang mempersoalkan tentang tiga nilai yaitu keindahan (esthetic), kebenaran epistemology) dan kebaikan (ethic). Berakar dari bahasa Yunani ethos" etika berarti adat kebiasaan yang terkait kegiatan praktis dalam bentuk perilaku. Jadi, etika adalah bidang filsafat nilai yang mempersoalkan perilaku sejauh mengandung nilai kebaikan. Menurut bentuk dan sifatnya, ada dua jenis nilai kebaikan objektif dan subyektif, yang berkembang menjadi paham objektivisme dan subyektivisme etika. Objektivisme etika, menjelaskan tentang nilai kebaikan suatu perilaku berdasarkan kesesuaiannya dengan nilai kebenaran objektif yang terkandung di dalam sasaran perilaku itu. Misalnya, memberi pertolongan kepada orang lain adalah perilaku yang bernilai baik karena secara faktual orang tersebut memang dalam keadaan serba kekurangan. Sedangkan subyektivisme etika, menjelaskan bahwa nilai Kebaikan suatu perilaku diukur menurut "kepentingan pribadi subyek terhadap sasaran perilaku. Misalnya, atas suatu kepentingan perebutan kekuasaan di dalam suatu pemilihan umum, sementara calon bermain polts dengan cara memberi uang (money politics) kepada para pemilih.
        Secara filosofis, perilaku yang mengandung nilai kebaikan pasti beralasan mengapa dikerjakan. Di dalam alasan terkandung hak dan Kewajiban. Atas dasar hak, suatu perilaku adalah kewajiban begitu sebaliknya, setelah melakukan kewajiban bisa diperoleh hak, jadi di alasan terdapat hubungan sebab akibat (causality mengapa sesuatu dilakukan. Sebagai contoh suatu perilaku manajerial supervisi kepala sekolah kepada guru adalah etis, ketika dilakukan secara terjadwal terkait optimalisasi pelayanan pembelajaran efektif peserta didik. Persoalannya, ada pada hubungan kausalitas antara hak dan kewajiban sejauh merupakan tanggung jawab (responsibility). Apabila perilaku manajerial supervisi kepala sekolah itu terbukti dapat mempertanggungjawabkan efektivitas pembelajaran, berarti bernilai adil, dan oleh karena itu disebut perilaku baik. Jadi, pada akhirnya dapat dipahami bahwa etika adalah bidang filsafat perilaku adil. Terkait dengan administrasi pendidikan, persoalan pokok etika ada pada seberapa efektif perencanaan (aspek ontologis) pendidikan dan managerial pelaksanaannya (aspek epistemologis) berfungsi sebagai dasar pertanggungjawaban pencapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Satu idea atau pemikiran yang dinilai layak dipertimbangkan adalah efektivitas dan efisiensi pemberdayaan kebijakan pendidikan nasional berbasis otonomi pendidikan sekolah. Pemikiran itu berlatar-belakang suatu konsep filosofis bahwa pada hakikatnya persoalan nyata (aktual) pendidikan adalah sistem tata kelola manajemen lembaga pendidikan sekolah. Sedangkan orientasi mendasar persekolahan adalah masalah pembelajaran berbentuk tiga lapis sasaran yaitu pencerdasan spiritual, intelektual dan moral. Jika ketiganya dikelola secara padu, maka diharapkan proses belajar bisa membuahkan luaran yang berpredikat terdidik. Jadi, dapat dipahami bahwa lembaga pendidikan sekolah mendukung kewajiban kodrat mengelola efektivitas dan efisiensi seluruh tahapan proses kegiatan belajar bagi peserta didik sebagai pihak yang berhak kodrat atas pendidikan yang mencerdaskan itu.  
        Oleh karena itu, etika administrasi pendidikan adalah persoalan tanggung jawab manajerial pembelajaran efektif di sekolah untuk mencap tujuan pendidikan. Akan tetapi, karena keberadaan sekolah adalah kehendak masyarakat, maka manajemen pembelajaran efektif itu bude semata-mata tanggungjawab sekolah. Untuk itu, diperlukan OUN masyarakat luas dan pemerintah. Sementara itu, pihak sekolah perlu terds berupaya meningkatkan manajemen internal kelembagaannya,  masyarakat perlu meningkatkan dukungan partisipasinya, dan ke pihak pemerintah perlu lebih realistis dalam menentukan kebijakan pendidikan. Secara akumulatif, pihak internal sekolah memey kepemimpinan kepala sekolah dengan budaya berpikir, bers berperilaku etis manajerial. Setidaknya ada tiga sasaran manajemen












BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Dari seluruh bahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa secara fungsional filsafat administrasi pendidikan praktis terkait dengan persoalan tentang sistem manajemen lembaga pendidikan sekolah. Sedangkan fungsi keberadaan lembaga pendidikan sekolah adalah sebagai jalan lurus menuju pencapaian tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdasakn kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah kegiatan memberikan pengetahuan agar kebudayaan dapat diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya (Djumberansyah, 1994:19). Proses pendidikan terutama pendidikan di sekolah perlu disesuaikan dengan perkembangan pemikiran rasional yang ditandai kemajuan ilmu dan teknologi, tetapi teori-teori ilmu dan teknologi yang akan disampaikan perlu mempertimbangkan peningkatan dan martabat manusia.
B.     Saran
            Demikianlah makalah yang dapat saya susun. Sebagai mahasiswa kita harus mengembangkan ilmu yang kita peroleh dan mencari kebenaran ilmu itu semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, akhir kata saya menyadari bahwa makalah ini bukanlah proses akhir, tetapi merupakan langkah awal yang masih banyak memerlukan perbaikan. Karena itu saya sangat mengharapkan tanggapan, saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya makalah saya yang selanjutnya. atas perhatiannya kami sampaikan terimakasih.




DAFTAR PUSTAKA
Djumberansyah, Indar. 1994. Filsafat Pendidikan.Surabaya: Karya Abditama.

Jalaluddin & Idi Abdullah. 2013. FILSAFAT PENDIDIKAN (Manusia, Filsfat,      dan Pendidikan). Jakarta: Rajawali Pers.

RasyidJalaluddin & Idi Abdullah. 2013. FILSAFAT PENDIDIKAN (Manusia,       Filsfat, dan Pendidikan). Jakarta: Rajawali Pers.

Tilaar. 2001. Manajemen Pendidikan Nasional.Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mukhtar Latif .2014, Filsafat Ilmu.  Jakarta: Prenada Media Group

Makmur.2012. Filsafat Administrasi. Jakarta : Bumi Aksara

Suharto, Toto. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Suhartono Suparlan. Pengantar Ilmu Pendidikan. Makassar : Badan Penerbit UNM

Suhartono Suparlan. Filsafat Pendidikan Makassar : Badan Penerbit UNM

Suhartono Suparlan. 2010. Filsafat Ilmu Pengetahuan Makassar : Badan Penerbit
UNM

Suhartono Suparlan. 2015. Filsafat Administrasi Pendidikan. Makassar : Badan Penerbit UNM






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASESMEN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Prinsip dan Prosedur Asesmen Pendidikan

ASESMEN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Prinsip dan Prosedur Asesmen Pendidikan Oleh : Kelompok I II Israfal (19105140102...